Kamis, 08 Maret 2018

Breathing In, Breathing Out

Breathing in, breathing out
Breathing in, breathing out
I am blooming as a flower
I am fresh as a dew
I am solid as a mountain
I am firm as the earth
I am free

Breathing in, breathing out
Breathing in, breathing out
I am water reflecting
What is real what is true
and I feel there is space
deep inside of me
I am free, I am free, I am free


Saya pertama kali mendengar lagu ini di acara Day Of Mindfulness yang diadakan pada 27 Januari 2018 yang lalu. Lagu ini adalah salah satu lagu pada retreat Plum Village yang didirikan oleh master Zen Thich Nath Hanh atau yang akrab disapa Thay. Begitu mendengar lagu ini, saya langsung jatuh cinta. Melodinya langsung menempel di kepala, dan syairnya mengingatkan pada nafas saya sendiri.

Hal yang paling akrab, paling dekat dengan kita, namun sayangnya jarang kita sadari, adalah nafas kita. Padahal kita bernafas sejak dari masih di kandungan, lewat nafas ibu kita; lalu setelah kita lahir kita bernafas sendiri sampai detik ini. Kita baru menyadari kalau kita ini sedang bernafas justru ketika kita mengalami masalah dengan pernafasan kita. Nafas itulah yang menandakan kita masih hidup. Hingga ajal menjelang, saat kematian tiba, akan disebut sebagai nafas yang penghabisan atau yang terakhir. 

Menyadari bahwa hidup kita ini hanyalah sepanjang satu tarikan nafas masuk dan nafas keluar, menimbulkan rasa syukur sebab entah sudah berapa juta kali kita bernafas dari sejak lahir hingga detik ini. Dan tidak ada jaminan beberapa detik ke depan atau beberapa hari ke depan kita masih bernafas. Jadi, alangkah berharganya nafas dan waktu yang masih kita miliki! Dan betapa besar jasa ibu kita yang sudah menyalurkan oksigen pada kita saat masih di kandungan.

With life as short as a half taken breath,
don't plant anything but love. ~Rumi~

Beberapa hari lalu mood saya sedang jelek. Saya merasa kesal dan jengkel. Tiba-tiba saya teringat dengan lagu Breathing In Breathing Out. Saya mencoba menarik nafas, menaruh perhatian sepenuhnya ketika saya menarik nafas masuk dan menghembuskan nafas keluar. Beberapa kali, dan saya merasakan rasa kesal itu mereda. Ketika kekesalan itu muncul lagi dan semakin meningkat, saya kembali lagi kepada nafas. Hingga hari itu berakhir rasa kesal dan jengkel itu tidak muncul lagi. I am free.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar