Berbagai tempat di belahan
bumi ini memiliki cerita-cerita rakyat yang berisi kebijaksanaan dan
pesan-pesan akan pentingnya kita merawat alam, tidak merusak, serta hidup dalam
harmoni dengan berbagai makhluk lain. Segala sesuatu di alam dan kehidupan ini
saling berhubungan. Hal tersebut salah satunya digambarkan dalam cerita rakyat
dari Bali berikut ini. Kisah ini juga menyiratkan bahwa gangguan atau
ketidknyamanan kadang harus kita terima.
Tokek
Tak Dapat Tidur
Suatu malam sang pemimpin terbangun oleh suara bising dari bawah jendelanya.
“Tokek! Tokeek! Tokeekkk!”
Sang Pemimpin menjulurkan
kepalanya keluar jendela. Itu adalah si Tokek.
“Tokek, apa yang sedang kamu
lakukan? Ini sudah tengah malam. Pulang dan tidurlah.”
“Aku tak dapat tidur,” jawab
si Tokek.
“Kunang-kunang terbang di
sekitar rumahku. Mereka bersinar berkelap-kelip. Kau harus menghentikan mereka.
Kau adalah pemimpin. Lakukanlah sesuatu.”
“Aku akan berbicara dengan
kunang-kunang besok pagi,” kata Sang Pemimpin. “Sekarang pulang dan tidurlah.”
Tokek akhirnya pulang sambil
menggerutu. “Tokek...tokeekk...tokek...”
Keesokan harinya Sang Pemimpin
memanggil Kunang-kunang.
“Apa benar kalian sudah
bersinar berkelap-kelip...sepanjang malam? Apakah kalian membuat Tokek
terbangun?”
“Benar,” Kunang-kunang
menjawab.
“Kami harus bersinar
berkelap-kelip sepanjang malam. Kerbau membuang kotorannya di jalan. Tanpa
cahaya kami, orang-orang akan menginjak kotoran kerbau!”
“Kalian sungguh bijaksana,”
ujar Sang Pemimpin.
“Tetap lakukanlah apa yang
sudah kalian lakukan. Kalian boleh pergi.”
Kunang-kunang terbang kembali
ke rumah mereka.
Malam harinya Sang Pemimpin
kembali terbangun.
“Tokek! Tokeek! Tookeek!”
Sang Pemimpin menjulurkan
kepalanya keluar jendela.
“Tokek, pulang dan tidurlah.”
“Tetapi saya tak dapat tidur.
Kunang-kunang masih bersinar berkelap-kelip. Kau bilang kau akan menghentikan
mereka.”
“Tokek, kunang-kunang harus
memberikan cahaya mereka. Kerbau meninggalkan kotorannya di jalan. Tanpa cahaya
kunang-kunang, orang-orang bisa menginjak kotoran kerbau.”
“Kalau begitu bicaralah dengan
kerbau. Kau adalah pemimpin. Lakukanlah sesuatu!”
Tokek kembali ke rumahnya
sambil menggerutu.
“Tokek...tokeek...tookeeek...”
Pagi harinya Sang Pemimpin
memanggil Kerbau.
“Kerbau, apa benar kau
meninggalkan kotoranmu di jalan?”
“Oh, ya. Hujan sudah menyebabkan
lubang-lubang di jalan setiap sore. Jadi saya mengisi lubang-lubang itu dengan
kotoran. Jika tidak, orang-orang akan terperosok dan terluka.”
“Kerbau, kau sungguh
bijaksana. Tetap lakukan apa yang sudah kau lakukan. Kau boleh pergi.”
Tengah malam, Sang Pemimpin
kembali terbangun.
“Tokek! Tokeek! Tookeekk!”
Sang Pemimpin menjulurkan
kepalanya keluar jendela.
“Tokek, pulang dan tidurlah.”
“Aku tidak dapat tidur.
Kunang-kunang masih berkelap-kelip di sekitar rumahku. Katamu kau akan
MELAKUKAN SESUATU.”
“Kerbau mengisi lubang-lubang
di jalan yang disebabkan oleh hujan dengan kotorannya. Kunang-kunang menerangi
jalan agar orang tidak menginjak kotoran kerbau. Kau harus menerima dan
berdamai dengan kunang-kunang.”
“Kalau begitu bicaralah dengan
Hujan! Kau adalah pemimpin. LAKUKANLAH SESUATU!”
Tokek kembali ke rumahnya
sambil mengomel.
“Tokek...tokeeek...tookeekk...”
Keesokan paginya Sang Pemimpin
memanggil Hujan.
“Apa benar kau yang
menyebabkan lubang-lubang di jalan setiap sore?”
“Benar. Aku turun sangat deras
setiap sore untuk membuat genangan air bagi nyamuk. Jika genangan itu kering,
nyamuk akan mati. Jika nyamuk-nyamuk mati, tidak akan ada makanan untuk Tokek.”
“Begitu,” sahut Sang Pemimpin.
“Hujan, kau boleh pergi.”
Pada tengah malam, Sang
Pemimpin mendengar, “Tokek! Tookek! Tookeekk!”
Ia menjulurkan kepalanya
keluar jendela.
“Tokek, pulang dan tidurlah!”
“Aku masih tak dapat tidur. Kunang-kunang
berkelap-kelip terus...kau bilang kau AKAN MELAKUKAN SESUATU!”
“Tokek, dengar baik-baik. Jika
Hujan tidak turun, tidak akan ada genangan air. Jika tak ada genangan air, tak
akan ada nyamuk. Jika tak ada nyamuk, KAU, TOKEK, tidak akan ada sesuatu untuk
makananmu. Nah, sekarang, bagaimana pendapatmu?”
Tokek berpikir.
Jika Sang Pemimpin menyuruh
Hujan berhenti turun.
Kerbau akan berhenti mengisi
lubang-lubang di jalan, dan Kunang-kunang akan berhenti memancarkan sinarnya...tetapi
Tokek tidak akan memiliki Nyamuk untuk dimakan.
“Tokek,” kata Sang Pemimpin.
“Ada beberapa keadaan yang
kamu harus menerimanya. Sekarang pulang dan tidurlah.”
Tokekpun pulang ke rumah.
“Tokek...tookekk...tokeek...”
Ia menutup daun jendelanya.
Ia menutup matanya.
Dan iapun jatuh tertidur.
Di luar, Kunang-kunang
berkelap-kelip...
Terjemahan dari Gecko Cannot Sleep – A folktale from Bali
Earth
Care, World Folktales To Talk About by Margaret Read Macdonald